Sebuah cerita datang dari anak perantau desa Wlahar III kecamatan Larangan Kabupaten Brebes, Sebuah desa dengan keterbatasan Infrastruktur dan pendidikan. Hari minggu kemarin tanggal 22 Maret 2015, saya mencoba menghadiri sebuah musyawarah yang di prakarsai oleh anak-anak muda. Saya mencoba berbaur dengan mereka, mencoba mengikuti ide-ide mereka.
Banyak sekali ide-ide yang kemudian muncul yang akhirnya mencoba mereka tuangkan ke dalam sebuah dialog ringan. Pengalaman yang sangat minin dan keterbatasan pendidikan tidak membuat mereka lemah dan kalah. Saya tahu mereka hanya kumpulan anak-anak muda dengan usia di bawah 25 tahun. Tapi semangat membangun desanya sangat menggebu-gebu. Padahal pada usia tersebut mereka sedang asyik memikirkan diri sendiri.
Background mereka yang jauh dari gemerlap harta, mereka hanya anak-anak desa yang harus menghidupi dirinya sendiri di Ibukota Jakarta yang keras ini. Pekerjaan mereka hanyalah buruh pabrik,Sopir taksi, Sopir Bajaj, bahkan Asisten rumah tangga. Pekerjaan yang mungkin untuk menghidupi diri sendiri saja akan sangat berat, apalagi mereka juga harus membantu ekonomi keluarga mereka di kampung.
Salut, bangga, terharu, dan hati ini bagai dicambuk dengan sangat keras, begitu ringannya ide-ide keluar dari mulut mereka seakan mereka mampu merubah dunia, begitu bersemangatnya mereka sampai saya dan mungkin seluruh dunia ini tidak tega mematahkan semangatnya.
Terus dari ide-ide tersebut biayanya dari mana?, saya mencoba menanyakan ke semua yang hadir. Kita ada iuran bulanan per orangnya, Kali ini saya bukan lagi seperti dicambuk tapi disambar petir. mereka bahkan mau menyisihkan uang untuk melihat desanya maju. Apa yang membuat mereka mau melakukan semua itu?. Entahlah yang jelas para pemuda ini adalah generasi yang bisa kita banggakan.
Disaat orang lain berlomba-lomba mencari keuntungan dari dana pemerintah tapi mereka justru rela menyisihkan uang, tenaga dan pikirannya untuk pembangunan desa mereka. Selamat untuk PPD (pemuda pemudi desa) semoga cita-cita mulia kalian bisa terlaksana. Semoga ini menjadi cambukan untuk aparat setempat bahwa tanpa aparat setempat ketahui masih ada pemuda dan pemudi desa yang masih memikirkan kemajuan desanya.
0 comments:
Post a Comment