Tuesday 11 March 2014

SUSAH MAKAN TAPI TETAP GEMUK, TANYA KENAPA?


Sebagian orang mungkin merasa hidup itu tidak adil soal pola makan. Sudah jarang makan, tetapi badannya tetap gemuk. Sebagian yang lain suka-suka makan apa saja, tubuhnya tetap langsing. Pasti ada sebab lain yang tak diperhitungkan.

Selain makanan, ada banyak faktor yang tanpa diduga bisa memicu kegemukan. DI antaranya adalah sebagai berikut, seperti dikutip dari Foxnews

 1. Depresi
Sebuah penelitian tahun 2010 yang dipublikasikan di American Journal of Public Health mengungkap bahwa seseorang yang merasa sedih dan kesepian cenderunga  mudah gemuk dibandingkan orang-orang yang bahagia. Belinda Needham, pakar kesehatan yang melakukan penelitian tersebut mengatakan bahwa saat sedih seseorang cenderung mengonsumsi makanan berlemak dan banyak gula.

"Bisa juga, mereka jadi jarang olahraga," tambah Belinda.

2. Efek samping obat
Beberapa jenis obat memiliki efek samping gampang gemuk. Contoh yang paling umum adalah pil KB yang mengandung hormon. Contoh lainnya adalah terapi hormon, steroid, obat jantung golongan beta bloker, obat-obat migrain dan nyeri dada, dan sebagainya.

"Beberapa di antaranya mempengaruhi nafsu makan, beberapa yang lain mempengaruhi metabolisme," kata Dr Steven D Wittlin dari University of Rochester.

 3. Gerakan usus lambat
Masalah pencernaan, termasuk gerakan usus yang lambat, bisa juga memicu kegemukan. Idalnya, 1-2 jam setelah makan, gerak peristaltik usus akan mengeluarkan lagi sisa makanan yang tidak diserap. Jika ada masalah dengan hal itu, salah satu gejalanya adalah konstipasi atau sembelit. Mengatasinya adalah dengan menjaga kecukupan serat dan cairan.

4. Kekurangan nutrisi tertentu
Kurang vitamin D, magnesium, atau zat besi, bisa mempengaruhi berbagai sistem dalam tubuh. Termasuk di antaranya adalah metabolisme yang menjadi lebih lambat.

"Adan akan mengompensasi dengan kafein, makanan bergula, dan karbohidrat sederhana. Dampak lainnya adalah kurang bertenaga saat olahraga," kata Dr Robert J Hedaya, pakar kesehatan dari Georgetown University.

5. Usia sudah menua
Soal berat badan, usia memang tidak akan berbohong. Menginjak usia 40-50 tahun, metabolisme umumnya cenderung melambat. Pembakaran kalori berkurang, sehingga mudah menjadi gemuk dengan asupan yang sama seperti sebelumnya.

"Kita butuh olahraga lebih banyak, dan mengurangi makanan untuk menjaga metabolisme. Beberapa penelitian menunjukkan, olahraga lebih penting dibandingkan sekedar mengatur pola makan," kata Dominique Fradin-Read, pakar kesehatan dari Loma Linda School of Medicine.

 6. Gangguan tulang dan otot
"Banyak gangguan muskoskeletal seperti plantar fasciitis, osteoarthritis, dan nyeri panggul, yang berefek pada peningkatan berat badan yang tidak diinginkan," kata Dr Donald Bohay dari American Orthopaedic Foot & Ankle Society.

Plantar fasciitis merupakan kelainan musoskeletal yang menyebabkan nyeri, antara lain di tumit. Nyeri tersebut membatasi aktivitas, sehingga susah berolahraga. Dampaknya bisa ditebak, berat badan akan bertambah bila asupan makanan tidak dikurangi.

7. Sindrom Cushing
Peningkatan berat badan yang disertai tekanan darah tinggi, osteoporosis, dan perubahan pada tonasi kulit, bisa jadi merupakan gejala sindrom Cushing. Gangguan ini menyebabkan penyerapan beberapa nutrisi terganggu. Diperkirakan, tiap tahun hanya ditemukan 15 di antara 1 juta orang dewasa yang mengidapnya.

"Sindrom Cushing tidak terlalu umum memang. Tapi salah satu tandanya adalah distribusi lemak yang lebih banyak di bagian tengah tubuh, sehingga kaki dan tangan saja yang terlihat ramping," kata Dr Steven D Wittlin, pakar endokrinologi dari University of Rochester.





narda shop

0 comments:

Post a Comment