Saatnya merenung dan membangun kesadaran terhadap bumi, planet kita yang satu.
1. Lautan Pemukiman
Mexico City, ibukota negara Mexico dengan lanskap yang sepenuhnya diisi pemukiman yang sangat padat, menggusur wajah-wajah alam. Foto: Pablo Lopez Luz
“Jika spesies manusia hanya dimulai dari dua manusia saja sekitar 10.000 tahun yang lalu, dan meningkat satu persen per tahun, saat ini manusia akan menjadi bola daging padat dengan diameter ribuan tahun cahaya, dan terus membesar dengan kecepatan melebihi kecepatan cahaya,” Gobar Zovanyi, penulis “The No-growth Imperative”.
“Manusia harus menyadari bahwa tak hanya bumi kita mempunyai daya dukung yang terbatas, tetapi juga bahwa daya dukung tersebut terus menyusut sedangkan permintaan terus membesar. Hingga pemahaman akan hal ini menjadi bagian tak terpisahkan dari pemikiran kita dan berpengaruh kuat pada kebijakan nasional dan internasional, maka hampir tidak mungkin untuk melihat nasib manusia di masa depan,” William Vogt, penulis “Road to Survival”.
3. Ladang Daging
“Ribuan petani dan peternak mengintegrasikan produksi tanaman, padang rumput, atau hijauan dengan ternak dan unggas untuk menyeimbangkan nutrisi dalam kegiatan mereka dan untuk meminimalkan polusi di luar area pertanian dan peternakan melalui praktik konservasi dan pengelolaan lahan yang baik. Namun praktik manajemen yang sangat baik dan sustainable ini, yang harus bersaing dengan industri besar untuk memenuhi kebutuhan permintan pasar, hanya menerima sedikit bantuan dana dari pemerintah atau bahkan tidak sama sekali,” Martha Noble, peneliti di National Sustainable Agriculture Coalition, AS.
4. Over Populasi
“Perdebatan mengenai populasi bumi bukan hanya tentang jumlah maksimum manusia yang bisa didukung oleh bumi. Pertanyaan pentingnya adalah: berapa banyak populasi yang dapat hidup di Bumi, dengan standar hidup yang layak, dan di saat yang sama memberi ruang untuk keanekaragaman hayati untuk lestari? Tidak ada jawaban yang tepat untuk pertanyaan ini, tetapi fakta-fakta yang ada mengarah pada satu kesimpulan; kita tak bisa terus berdiam diri. Jika bumi sudah kesulitan ‘menghidupi’ 7,2 miliar orang, bagaimana dengan miliaran manusia yang akan hadir di akhir abad ini?” William Reyrson, editor Earth Island Journal
5. Rumah Kaca Menumbuhkan Rumah Kaca
Kita adalah budak, dalam artian terus menggantungkan cara bertahan hidup dengan terus mengeruk bumi tanpa henti, yang pada akhirnya, melahap semua sumber daya bumi dengan kecepatan eksponensial. Sesuatu yang tak bisa dipahami oleh siapapun,” Edward Abbey, penulis “Dessert Solitaire”.
6. Firdaus yang Hilang
Dominasi manusia atas alam sesungguhnya hanyalah sebuah ilusi, mimpi di siang bolong oleh spesies naif. Ini adalah ilusi yang telah membuat bumi kita menderita begitu parah, menjerat kita dalam sistem yang kita bangun sendiri,” Donald Worster, penulis “Dust Bowl”
7. Gulungan Ombak Sampah
“Air dan udara, dua elemen paling utama di bumi yang memungkinkan berlangsungnya kehidupan, telah menjadi kaleng sampah global,” Jacques Yves Cousteau, penulis dan sutradara “World Without Sun”
0 comments:
Post a Comment